Rabu, 29 Januari 2014

Tips memaksimalkan gelatik batu di lapangan

Gelatik batu yang beberapa tahun lalu hanya dilirik sebagian kicaumania, kini makin menjadi burung popular di Indonesia, baik untuk dilombakan maupun sebagai burung peliharaan di rumah. Sejumlah event organizer (EO) di berbagai daerah juga sudah membuka kelas gelatik batu. Bahkan ada yang lebih spesifik lagi, kelas gelatik wingko, salah satu dari tiga spesies gelatik batu yang ada di Indonesia. Para penggemar gelatik wingko (kita sebut saja wingko mania) juga mulai merapatkan barisan, seolah tak mau kalah dari pleci mania. Bahkan sebagian pleci mania kini juga menjadi wingko mania, atau sebaliknya.
Gelatik batu
Gelatik batu
Gelatik batu mulai popular sejak akhir tahun 2009. Saat itu, beberapa kicaumania hanya memeliharanya sebagai kelangenan saja. Artinya, kangen dengan suasana pedesaan pada masa lalu, ketika burung gelatik batu masih banyak ditemukan di halaman rumah.
Setahun kemudian, gelatik batu mulai dilombakan, meski masih di kelas campuran lokal. Ketika jumlah penggemar burung ini terus bertambah dari waktu ke waktu, akhirnya kelas gelatik batu / gelatik wingko mulai dibuka sejumlah EO di beberapa daerah di Indonesia.
Untuk menyamakan persepsi, perlu diketahui bahwa gelatik batu kini sudah menjadi spesies tersendiri, dengan nama ilmiah Parus cinereus. Dulu dianggap sebagai salah satu subspesies atau ras dari gelatik batu sejati / great tit(Parus major).  Spesies gelatik batu itu sendiri memiliki 13 subspesies, tiga di antaranya ada di Indonesia. Salah satu subspesies inilah yang dinamakan gelatik wingko (Parus cinereus cinereus). Penjelasan selengkapnya bisa dilihat kembali dalam artikel di sini.
Artikel kali ini akan membahas cara memaksimalkan kinerja gelatik batu di lapangan / arena lomba. Pembahasan mencakup semua jenis gelatik batu, termasuk gelatik wingko. Selama ini, banyak pemilik gelatik batu yang mengeluh burungnya sangat rajin berkicau di rumah, lengkap dengan isiannya. Tetapi begitu dibawa ke lapangan malah memble, hanya loncat-loncat saja.
Persoalan ini sangat berkaitan dengan mental burung, sekaligus kondisi birahi yang tidak tepat saat berada di lapangan. Untuk mencegah kemungkinan tersebut terulang kembali, ada beberapa tips yang bisa Anda praktikkan di rumah, antara lain sering mengajak burung jalan-jalan, serta memberikantreatment khusus untuk mendongkrak birahinya.
Mengajak burung jalan-jalan
Sama seperti burung pleci, membawa gelatik batu jalan-jalan secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan mental burung. Pengertian jalan-jalan di sini bukan sekadar jalan-jalan biasa. Anda perlu berkumpul dengan sesama wingko mania di suatu tempat, untuk menguji kemampuan burung masing-masing.
Satu hal yang harus diperhatikan, gelatik batu yang akan ditrek ini harus sama-sama memiliki sifat ngotot. Jadi burung-burung tersebut akan berlomba mengeluarkan tembakannya secara bersahut-sahutan. Akan berbeda hasilnya jika kita melatih burung tersebut dengan gelatik yang “biasa-biasa saja”. Meski burung Anda cukup ngotot, kalau lawannya cenderung diam dan banyak loncat, otomatis burung Anda akan ikut-ikuran diam dan loncat-loncatan.
Kesimpulannya, latihlah gelatik Anda dengan burung sejenis yang memiliki mental cukup bagus dan ngotot dari segi lagunya. Dengan membiasakan ditrek dengan burung sejenis yang memiliki karakter bagus tersebut, mental burung Anda akan terasah, sehingga bisa menambah kinerja burung sewaktu dilombakan.
Mendongkrak birahi gelatik batu
Mendongkrak birahi gelatik batu memang bukan pekerjaan mudah. Sebab sulit mencari setelan yang pas untuk memaksimalkan kinerjanya di lapangan. Biasanya, begitu ketemu setelannya, minggu depan saat akan dilombakan setelan awal harus diubah lagi dan dicari setelan baru yang pas. Hal ini biasa terjadi, karena gelatik batu termasuk burung non-fighter.
Tetapi di balik sifatnya yang non-fighter, burung ini mempunyai karakter yang agresif, bahkan mampu membunuh burung lain. Meski tubuhnya kecil, gelatik batu sanggup membunuh dan memakan seekor kelelawar (maaf, gambar tidak dapat ditampilkan karena terlalu ekstrem).
Meski tidak mudah, Anda bisa belajar secara bertahap mengenai cara mendongkrak birahi gelatik batu tetap bisa dilakukan. Bisa diawali dengan pemberikan kroto sebanyak satu sendok teh, setiap pagi hari. Dua hari sebelum lomba (H-2), takaran kroto diperbanyak menjadi satu sendok teh pada pagi hari, dan 1/2 sendok teh pada siang harinya.
Pemberian extra fooding (EF) lainnya juga harus diperhitungkan. Misalnya jangkrik ukuran kecil, yang bisa diberikan dengan jumlah yang disesuaikan dengan setelan yang biasa Anda terapkan. Jika tidak ada jangkrik, belalang hijau kecil yang biasa dijumpai di lapangan rumput bisa dijadikan alternatifEF terbaik untuk gelatik batu.
Selain perawatan khusus menjelang lomba, ada perawatan lain yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu mandi dan jemur yang harus dilakukan rutin setiap hari. Kebersihan sangkar dan pemberian multivitamin juga menjadi salah satu kunci utama perawatan gelatik batu agar terhindar dari “penyakit” malas bunyi.
sumber : http://omkicau.com/




Artikel Terkait:



0 komentar:

Posting Komentar