Selasa, 28 Januari 2014

Jebol kandang, cara praktis mengawali penangkaran burung jalak bali


jalak bali (Leucopsar rothschildi)  yang semula nyaris punah, kini mulai memberikan harapan cerah, baik bagi upaya konservasi di alam liar maupun bagi penangkar swasta dan kolektor burung langka. Harganya yang mahal, sekitar Rp 9 juta / pasang anakan umur 2-4 bulan, membuat banyak orang berminat menangkar burung ini. Cara praktis mengawali breeding jalak bali adalah melakukan jebol kandang. Tetapi, adakah bird farm yang menawarkan sistem jebol / bedol kandang? Ada! Salah satunya Kere Ayem BF di Cileungsi, Bogor.
Sebelum memutuskan menjadi penangkar jalak bali, Anda harus faham bahwa burung ini termasuk salah satu jenis burung dilindungi di Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Pemerintah memberikan persyaratan tertentu kepada siapapun yang ingin menangkar dan / atau memelihara burung jalak bali.
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi calon penangkar adalah memperoleh izin penangkaran dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di masing-masing provinsi. Dengan mengantongi izin tersebut, Anda berhak melakukan penangkaran dan menjual sebagian hasil penangkaran tersebut kepada publik. Ketika ada transaksi pembelian, Anda harus menyertakan sertifikat mengenai database jalak bali yang dibeli (tanggal menetas, nama penangkaran, dan lain-lain).
Rombongan pejabat BKSDA Jawa Barat berkunjung ke Kere Ayem BF Cileungsi, Bogor.
Rombongan pejabat BKSDA Jawa Barat berkunjung ke Kere Ayem BF Cileungsi Bogor.
Oke, saya rasa persyaratan ini tidak terlalu berat. Yang lebih berat justru bagaimana Anda bisa konsisten dalam melakukan seluruh rangkaian kegiatan penangkaran, mulai dari penjodohan, masa produksi, pengelolaan anakan, dan pemasaran.
Bagi pemula, proses penjodohan jalak bali sering menjadi kendala terbesar. Berbulan-bulan merawat calon indukan, namun setelah dewasa burung enggan berjodoh. Tidak sedikit yang kemudian mencari indukan baru, bahkan tidak sedikit pula yang akhirnya menyerah dan melupakan impiannya menjadi penangkar jalak bali.
Untuk mengatasi kendala seperti inilah, Kere Ayem BF yang dikelola Om Sukardi di Perumahan Griya Kenari Mas Blok A-13, Jalan Walet IV No 18, Cileungsi Bogor, menawarkan sistem jebol / bedol kandang indukan yang sedang berproduksi.
Reputasi Om Sukardi sebagai penangkar sukses jalak bali tak perlu diragukan lagi, apalagi saat ini dia juga dipercaya menjadi ketua Paguyuban Penangkar Jalak Bali (PPJB).
“Jebol kandang bukanlah jalan pintas, tetapi cara praktis bagi pemula untuk mengawali karirnya sebagai penangkar jalak bali. Jika sudah bisa merasakan sekali proses produksi, lama-lama akan menguasi seluk-beluk penangkaran jalak bali,” kata Om Sukardi.
penangkar jalak bali
Sukardi, ketua Paguyuban Penangkar Jalak Bali (PPJB).
Dengan cara membeli pasangan indukan yang sudah siap produksi. Memang harga indukan yang sudah siap, terbilang masih mahal, di atas 25 juta hingga Rp 30 juta sepasang.
Menurut dia, cara ini lebih aman. Sebab kedua burung memang sudah berjodoh, siap kawin, dan sudah berpengalaman produksi. Hanya diperlukan adaptasi terhadap lingkungan baru saja. Itu pun tidak membutuhkan waktu lama.
Berdasarkan pengalamannya selama ini, semua pasangan indukan hasil jebol kandang dari Kere Ayem selalu berproduksi di tangan para pembeli.
”Pembeli bisa membuktikan apakah pasangan indukan itu produktif atau tidak. Hal ini bisa dilihat saat panen anakan. Sebab, sebelum membeli, calon pembeli akan melihat langsung pasangan indukan itu saat kami memanen anakan,” kata Om Sukardi.

sumber : http://omkicau.com/




Artikel Terkait:



0 komentar:

Posting Komentar